Serial yang digadang-gadang sebagai penerus Game of Thrones ini menyajikan alur cerita yang 180 derajat jika disejajarkan dengan serial legendaris itu. Latar kantor, rumah mewah dan kafe-kafe memang terlihat kurang menarik dibandingkan ciri khas GOT dengan episode penuh skandal dan latar fantasi berhiaskan makhluk mistis seperti naga. Tapi tentu saja, jangan nilai sebuah buku dari sampulnya. “Succession” menyabet penghargaan Drama Terbaik, Aktor dan Aktris Utama Terbaik serta Aktor Pembantu Terbaik pada Emmy Awards dan Golden Globes 3 (tiga!) kali berturut-turut yaitu pada 2019, 2020 dan 2022.
Cerita utama dari serial ini berpusat pada pewarisan tahta sebuah perusahaan konglomerat media fiksi milik sang kepala keluarga Logan Roy yang ia bangun dari nol secara legendaris. 3 anaknya yaitu Kendall, Siobhan dan Roman bersaing untuk menjadi penerus ayahnya yang mulai renta dan tak sehebat dulu. Rilisnya musim ke-3 pada akhir 2021 lalu sangat ditunggu-tunggu oleh para penikmat film dan kritikus di seluruh dunia. Musim ke-4 sudah dikonfirmasi akan dibuat tahun depan. Kalian akan menyesal jika tak memulai nonton dari sekarang.
Sejak 15 menit pertama Episode pertama sudah ada adegan yang menyentuh imajinasi para penonton tentang seberapa kayanya para tokoh serial ini. Hanya karena sang ayah Logan Roy ingin bernostalgia setelah makan siang bersama, seluruh keluarganya langsung dibawa dengan helikopter pribadi ke pulau yang ia miliki hanya untuk bermain “baseball” bersama. Dengan gampangnya mereka melempar taruhan jam Rolex dan jutaan dollar untuk siapa yang menang. Di rentetan adegan ini, para tokoh menunjukan sifat mereka dari bullying ke orang yang lebih miskin, menyia-nyiakan barang mewah karena kecilnya nilai uang bagi mereka serta arogansi tak terbendung sudah menggambarkan seberapa disfungsional dan jauhnya mereka dari bentuk keluarga ideal dan normal yang sering kita bayangkan selama ini.
Tema komedi utama dalam serial ini adalah betapa abnormalnya para anggota keluarga Roy. Setiap orang memiliki ambisi dan pola pikir yang haus kesuksesan tanpa pernah puas. Semua sifat ini bertumbuk menjadi hubungan yang sangat problematis antar kakak-adik, ayah-anak, mertua-menantu dan hubungan-hubungan lainnya. Terdengar menyedihkan dan muram namun keajaiban dari serial ini yaitu bisa membuat berbagai adegan ini menjadi sangat jenaka karena penulisan skrip yang brilian.
Ada juga tema bahwa seberapa bahayanya pengaruh para orang super-kaya tersebut dalam proses demokrasi dan pemilihan umum yang dicontohkan di Amerika dan terbayangkan bisa (atau mungkin sudah!) terjadi di negara-negara demokratis lainnya seperti Indonesia. Ada adegan mencengangkan dimana sang kepala keluarga, Logan Roy ditelpon Presiden AS dan secara iseng ia menyuruh sang sekretaris menunda (on hold) telponnya di nada dering hanya karena dia bisa. Setiap presiden yang menjabat akan selalu tunduk dan patuh pada Logan sebagai salah satu konglomerat media terbesar di negara itu.
Kesimpulannya, walaupun latar belakang” Succession” adalah dunia para elit dengan kekayaan berlimpah. Tema inti utama dari serial ini adalah keluarga dan hubungan-hubungan bermasalahnya. Kita dipaksa “bersimpati’ kepada masing-masing tokoh walaupun mereka secara sengaja dibuat dengan sifat yang sangat jelek seperti elitis, serakah, ambisius serta tamak namun kita tetap tertarik dan penasaran dengan nasib mereka selanjutnya.
-E
Referensi :
Mangan, Lucy. 2021, “Succession season three finale review – sheer sinister perfection”, https://www.theguardian.com/tv-and-radio/2021/dec/13/succession-season-three-finale-review-sheer-sinister-perfection, diakses pada 21 Januari 2022
Ovenden, Olivia. 2019, “'Succession' Has Become The Hottest Show On TV Without Taking Any Clothes Off”, https://www.esquire.com/uk/culture/tv/a29118100/succession-sex-scenes-gerri-roman-kendall-naomi-shiv-nate-hbo/, diakses pada 21 Januari 2022
Itzkoff, Dave. 2021, “Can ‘Succession’ Succeed Again?”, https://www.nytimes.com/2019/08/08/arts/television/succession-season-2.html, diakses pada 21 Januari 2022
Graber, Megan. 2021, “Market-Speak Is the Love Language on Succession”, https://www.theatlantic.com/culture/archive/2021/12/succession-satire-market-speak-love-language/620976/, diakses pada 21 Januari 2022